Sabtu, 01 Februari 2020

COBIT


Pengertian COBIT

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA) dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.



COBIT Framework adalah standar kontrol yang umum terhadap teknologi informasi, dengan memberikan kerangka kerja dan kontrol terhadap teknologi informasi yang dapat diterima dan diterapkan secara internasional.

COBIT bermanfaat bagi manajemen untuk membantu menyeimbangkan antara resiko dan investasi pengendalian dalam sebuah lingkungan IT yang sering tidak dapat diprediksi. Bagi user, ini menjadi sangat berguna untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga. Sedangkan bagi Auditor untuk mendukung atau memperkuat opini yang dihasilkan dan memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada.

Sejarah COBIT

COBIT pertama kali diterbitkan pada tahun 1996, kemudian edisi kedua dari COBIT diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 dan COBIT 4.0 pada tahun 2005. Kemudian COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007 dan saat ini COBIT yang terakhir dirilis adalah COBIT 5.0 yang dirilis pada tahun 2012.

COBIT merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard dan dapat digunakan sebagai acuan model (seperti COSO) dan disejajarkan dengan standar industri, seperti ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.

Kriteria Informasi berdasarkan COBIT
Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:

1.                  Effectiveness (Efektivitas). Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
2.                  Effeciency (Efisiensi). Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
3.                  Confidentially (Kerahasiaan). Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
4.                  Intergrity (Integritas). Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
5.                  Availability (Ketersediaan). Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
6.                  Compliance (Kepatuhan). Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.
7.                  Reliability (Handal). Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.

Komponen Control Objective
Berdasarkan IT Governance Institute (2012), Framework COBIT disusun dengan karakteristik yang berfokus pada bisnis (bussiness focused). Pada edisi keempatnya ini, COBIT Framework terdiri dari 34 high level control objectives dan kemudian mengelompokan proses tersebut menjadi 4 domain, keempat domain tersebut antara lain: Plannig and Organization, Acquisition and Implementation, Delivery and Support, dan Monitoring and Evaluation:
1.                  Planing and Organization (Perencanaan dan Organisasi). Mencakup strategi, taktik dan identifikasi kontribusi terbaik TI demi pencapaian tujuan organisasi.
2.                  Acquire and Implement (Pengadaan dan Implementasi). Untuk merealisasikan strategi TI, perlu dilakukan pengidentifikasian, pengembangan dan perolehan solusi TI, sesuai dengan yang akan diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis.
3.                  Delivery and Support (Pengiriman Layanan dan Dukungan). Domain ini fokus terhadap penyampaian jasa yang sesungguhnya diperlukan, termasuk penyediaan layanan, manajemen keamanan dan kontinuitasnya, jasa dukungan kepada user dan manajemen data dan fasilitas operasi.

Daftar Pustaka
                     Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi. Jakarta: Mitra Wacana Media
                     IT Governance Institute. 2007. COBIT ver. 4.1: Framework, Control Objective, Management Guidelines, Maturity Models. Rolling Meadow.
                     Sucahyo, dkk. 2007. Audit Sistem Informasi dengan Kerangka Kerja COBITuntuk Evaluasi Manajemen TI di Universitas XYZ. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI.


Testing Program 2


Nama : Anita F. Jatnika
NPM : 10116922
Kelas : 4KA03

PENGERTIAN INTEGRATION TESTING

Definisi pengujian integrasi adalah tahap dalam pengujian perangkat lunak dimana modul perangkat lunak individu digabungkan dan diuji sebagai sebuah kelompok yang salaing terintegrasi.

TUJUAN INTEGRATION TESTING
     a).   Pemeriksaan fungsional
     b).   Kinerja
     c).   Kehandalan dari struktur program yang dirancang.

Bottom-Up Test
Integrasi Bottom-Up adalah sebuah pendekatan untuk pengujian terpadu dimana komponen tingkat terendah diuji terlebih dahulu, kemudian digunakan untuk memfasilitasi pengujian komponen tingkat yang lebih tinggi. Proses ini diulang sampai komponen di bagian atas hierarki diuji.




Kapan dan berikan contoh melakukan Bottom-Up Test ?.

Pengguaan Buttom-Updilakukan ketika project atau system software yang dibangun sudah jadi, mulai dari planning hingga maintenance, barulah testing Buttom-Up dilakukan. Strategi integrasi Bottom Up dapat diimplementasi dengan langkah-langkah:
a).   Modul tingkat rendah digabung ke dalam cluster (build) yang melakukan subfungsiperangkat lunak spesifik.
b).   Driver (program control untuk pengujian) ditulis untuk mengkoordinasi input danoutput test case
c).   cluster diuji
d).   driver diganti dan cluster digabungkan dengan menggerakkannya ke atas di dalam struktur program.

Contoh Sederhana Buttom-Up Test

Bila kita membuat program seperti sebuah website, dimulai dari Planning, Control, Design, Coding, Testing, Operation and maintenance tetapi kita belum melakukan testing setelah programnya selesai atau sudah jadi, barulah kita melakukan testing dengan menggunakan Bottom-Up Test.

Testing Program 1


Nama : Anita F. Jatnika
NPM : 10116922
Kelas : 4KA03

PENGERTIAN INTEGRATION TESTING

Definisi pengujian integrasi adalah tahap dalam pengujian perangkat lunak dimana modul perangkat lunak individu digabungkan dan diuji sebagai sebuah kelompok yang salaing terintegrasi.

TUJUAN INTEGRATION TESTING
     a).   Pemeriksaan fungsional
     b).   Kinerja
     c).   Kehandalan dari struktur program yang dirancang.

Top-Down Test
Top-Down Test adalah pengujian terpadu dimana modul terintegrasi paling atas diuji sampai modul paling bawah dan cabang modul diuji langkah demi langkah sampai akhirnya modul terkait. Jika suatu modul modul atas memanggil modul modul bawah, maka modul atas diimplementasikan dan diintegrasikan lebih dahulu.

Gambar 1 Top Down Test
Sumber : guru99.com
Kapan dan contoh integration testing dilakukan top-down test ?. Sesungguhnya sistem biasanya dikembangkan dan diuji dengan menggunakan campuran pendekatan Top-Down dan Button-Up, jadwal pengembangan yang berbeda untuk bagian sistem yang berbeda berarti bahwa tim integrasi dan pengujian harus bekerja dengan komponen apapun yang tersedia. Dengan demikian, campuran stub dan test driver pada akhirnya harus dikembangkan pada saat proses pengujian integrasi. Intinya pengujian yang dilakukan harus sesuai dengan permasalahan kasus atau software yang dibangun, karena pada dasarnya pendekatan Top-Down dan Bottom-Up mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.



Contoh Sederhana Top-Down Test
kita membuat skenario pengetesan seperti berikut, mahasiswa akan menginput data diri :
     a).   NIK mahasiswa harus sama dengan 12345
     b).   Nama mahasiswa harus sama dengan Moh. Syairi
     c).   Untuk alamat dan kota nilainya harus Jakarta

Pada pendekatan Top-Down pengujian akan memeriksa nilai inputan yang dimasukkan mahasiswa. Pemeriksaan akan dilakukan mulai dari modul atas (NPM) dan kemudian jika ditemukan dalam database, nilai npm akan digunakan untuk mencari identitas pemilik NPM tersebut, dan begitu seterusnya sampai pengujian pemeriksaan berhasil ditemukan.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.guru99.com/integration-testing.html
http://www.kompasiana.com/flasher/integrasi-testing_55006ed6a33311c271510bfc
https://herunfitri.wordpress.com/2012/01/16/pengujian-top-down/